watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KISAH PARA DOSEN

Dulu terfikir, uang pensiunan pegawai negeri
sudah cukup untuk menjadi jaminan sumber
biaya untuk membiayai keluarg-ku, namun krisis
berkepanjangan di negeri ini, ditambah harga
kebutuhan hidup yang terus meningkat membuat
dana pensiunan bulanan makin tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup saat ini, membiayai
biaya sekolah anak-anak-ku, dan gaya hidup
mereka yang makin tinggi, belum lagi, Parni istri-
ku yang tercinta mengidap penyakit kanker, harta
yang tersisa pun aku jual untuk menutup semua
biaya pengobatan, walaupun akhirnya Parni
meninggal 5 tahun yang lalu..
Dan sejak 5 tahun itulah saya harus memutar
otak, beruntung di usia-ku yang sudah lewat
setengah abad ini, gelar S-2 sempat aku kenyam,
hingga Aku masih dianggap pantas untuk
mengajar di sebuah Universitas Swasta di
Jakarta,..
Berbeda memang, anak-anak dari kaum borjuis
ini, membuat rasanya diri ini malu, merasa gagal
sebagai orang tua, rasanya tuntutan ke dua anak-
ku Mardi dan Mira tidak lah berlebihan HandPhone
berwarna atau pun sepeda motor, itu masih jauh
di bawah standard para Mahasiswa-ku,..
Ya bagaimana-pun aku mulai bersyukur,
bersyukur anak-anak-ku masih mau menggap
aku sebagai ayah, dan mau menerima keadaan
ekonomi yang meski tidak berlebih, namun untuk
sekedar biaya makan dan sekolah bukan-lah
masalah,..
Selama 5 tahun ini juga aku berusaha menjadi
dosen idealis, dosen yang baik dan objektive pada
murid-murid-ku, berusaha sedikit tegas dan
memang itu yang aku fikir harus aku lakukan,
sayang rasanya membiarkan mereka membuang
uang orangtua-nya untuk sekedar bermain di
dalam kelas, aku gak mau seperti Pak Irham, atau
Pak Bambang, yang dikenal sebagai dosen ‘baik’
di kampus ini, sayang rasanya mereka tidak
mendapat sesuatu di dalam kelas,..
Namun kejadian ini membuat hidup-ku berubah,
mungkin…
Waktu itu aku mengajar pelajaran Bank dan
Lembaga Keuangan, salah satu mata kuliah yang
paling aku kuasai, kelas yang kuajar itu bisa
dibilang kelas buangan, karena memang hal yang
biasa kalau daftar kelas dan dosen yang mengajar
itu sudah bocor sebelum pengisian Jadwal
mahasiswa,..
Jadilah kelas-ku salah satu kelas yang paling
dihindari,.. Yang payahnya lagi anak-anaka ini
seperti tidak mau Belajar, aku berusaha bersabar,
hingga pada akhirnya saat membacakan nilai
UTS, 3 minggu sebelum UAS murid-murid mulai
menjambangi meja kerja-ku di ruang dosen, ya
seolah aku yang menentukan nilai, aku yang
sengaja membuat nilai mereka Jatuh,..
Hal itu sudah biasa terjadi 5 tahun belakang ini,
namun entah satu orang ini, seorang mahasiswi
membuatku jatuh dalam perangkapnya, aku
bahkan terkadang berfikir, apa aku pantas masih
menjadi seorang dosen?
Sore itu, seorang Mahasiswi, murid kelasku,
usianya sekitar 21-an diatas rata-rata usia
mahasiswa di kelas-ku, memang salah satu
mahasiswa bermasalah dengan nilainya,.. orang-
nya cantik, cantik sekali memang, rasanya dia
pun terlihat berbeda memiliki keistimewaan
tertentu yang membuat seorang lelaki, bahkan
seusia-ku ini masih menaruh minat padanya,..
Tubuhnya sintal proposional, memang lebih
tinggi dari-ku yang hanya 164 cm ini, sore itu
sekitar pukul 5 sore, suasana ruang dosen sudah
sangat sepi, apalagi hari jum’at hanya sedikit
dosen yang mengajar hingga sepetang ini pada
hari itu, aku baru saja duduk di kursi-ku setelah
mengambil air putih dari dispenser di sudut
ruangan,.
Saat itulah Veronica, nama Mahasiswi itu datang
menghampiriku, perlahan dia melangkah masuk,
dengan senyuman lembut, rambut panjangnya
yang berwarna coklat dikuncir, celana panjang
jeans berwarna hitam ketat memperlihatkan
pahanya yang berisi, bokongnya yang padat,..
Balutan kaus kuningnya, berdada rendah
memperlihatkan payudaranya yang
membusung, bahakan BH yang dikenakannya
pun adalah Bra yang mengait dileher, hingga aku
dapat dengan jelas melihat warna Bra-nya talinya
berwarna merah, sedangkan Cup-nya sendiri
berwarna Hitam, kutaksir ukurannya 36 B, terlihat
dari balik kausnya yang berbahan tipis itu,..
Entah apa maksudnya, aku tak berusaha
menerka, mungkin hanya berusaha memberikan
sogokan, seperti beberapa mahasiswa lain yang
datang beberapa hari kebelakang,.. Aku pun
berusaha memasang tampang cuek, meski iman
ini mulai terguncang,..
“Pak Agus,..” Suara lembut itu memanggil,..
“Ya,..” Kata-ku menjawab,..masih berusaha
memberikan ekspresi datar,..
“Saya Veronica, murid BLK bapak…”
Memperkenalkan diri “ Boleh saya duduk?”
“Oh ya silahkan, Veronica dari kelas G?” Aku
pura-pura bertanya, meski sebagai lelaki tidak
mungkin aku tak mengingat mahasiswi secantik
Veronica
“Iya pak, saya mau minta bantuan pak,..”
tampaknya dia sudah biasa berbuat seperti ini,
hingga tak malu-malu lagi untuk mengajukan
permintaan yang sebenarnya memalukan itu,..
“Oh, memang apa yang bisa saya bantu?” Aku
pura-pura bertanya meski sudah bisa menerka
keinginan-nya,..
“Nilai saya Pak, Cuma 24,..Saya mau lulus pak,..”
Dia meminta lagi tanpa rasa malu
Wajahnya pun terlihat cuek, seolah tak bersalah,..
“Wah, jauh ya,..gimana mungkin kamu
mengulang semester depan,..” ya memang itu
yang bisa kulakukan, nilai itu terlalu jauh, dan
tampanya sulit untuk dia bisa mengejar nilai di
UAS, meski bukan hal yang tidak mungkin,…
“Yah, bapak, masa gak bisaaa…” Vero berkata
Manja,..tubunnya dibusungkan seolah sengaja
mendorong dada-nya lebih maju, menempel di
meja kerja-ku,.. menapak diatas kaca bening
diatas meja,..Dadanya terkesan lebih besar, tak
hanya itu belahan dada-nya yang rendah
membuat payudaranya sedikit terangkat keluar,
belahan-nya menantang dalam jarak yang begitu
dekat, darah tua ini mendidih,..entah apa, aku
berusaha menerka maksud dari murid cantik-ku
ini,..
“Bapak, tolongin saya ya pak,..” Suaranya sengaja
dibuat demikian manja, manja membuat hati ini
sedikit luluh, aku seorang manusia, seorang lelaki
normal
“Eh, ehmmm..”,” Mungkin kamu bisa, bisa
kerjakan makalah bab 14 – 18, saya akan
maksimalkan nilai tugas-mu..” Aku berusaha
untuk tidak menatap ke belahan dadanya itu,..
Aku yakin seyakin yakinnya, Vero bukan tak tahu
aku mengintip, tapi dia seolah cuek-cuek saja,
bahkan kesan yang diberikannya semakin
disengaja,..Seraya berdiri,..
“Bapak, bapak bisa kan bikin cepet selesai?”, Dia
berdiri menantang dihadapan-ku, tatapannya
menggoda,..” Ayolah Pak,..” Katanya lagi sambil
membuka jepitan rambutnya, rambut
panjangnya terurai indah,..menambah kecantikan
gadis muda ini,.
Jantungku berdegup kencang,
“Eh,.. apa maks..maksud kamu,..” Aku tahu, aku
tahu maksudnya, aku bukan orang bodoh, tapi
aku bukan orang yang ingin mengambil
kesempatan, aku tahu di lingkungan kampus ini
sudah biasa mahasiswi yang bisa dibilang
( maaf ) Jablay, dan bukan tak mungkin Veronica
ini pun salah satu bagian komunitas tersebut,..
“Saya cuma mau lulus pak,..” Dia menjawab
santai, duduk diatas meja-ku, saat berdiri tadi dia
sempat berbalik, tubuhnya indah sempurna,
matanya indah bokongnya pun demikan
menggoda,.aku meneguk ludah dalam deru
jantung dan desir darah yang membara,..
“Bapak, bapak tahu kan, bapak tahukan musti
bagaimana untuk membantu saya,..” Manja dia
berkata,..tubuhnya menunduk, memeluk-ku dari
belakang, menyela lewat bahu,..tangannya
menempel didadaku, bersilang, kepalanya di
tidurkan di bahu-ku, mesra, aku dapat merasakan
hembusan nafas, tatapan matanya yang seolah
menelanjangiku itu, mata berglayut manja
memandang-ku, tiba-tiba Veronica mencium-
ku,..
Memeluk-ku lebih erat, mencium pipi kiriku
hangat, aku bahkan merasakan ciuman yang
berbeda dari ciuman anak-anak-ku setiap
ulangtahun-ku, bukan ciuman kasih sayang, tapi
sebuah ciuman berbeda, mencium pipiku yang
mulai berkerut dengan hangat, sentuhan lidahnya
sesekali menyentuh kulit pipi-ku, darah tua ini
tambah berdesir, makin menyerah akan kekalutan
dosa birahi anak didik-ku,..
“Vero yakin, Bapak pasti bisa bantu Vero,..” Dia
melepas pelukan dan menghentikan
ciumannya,.Tuhan kufikir hanya ini saatnya bila
aku ingin mengakhiri semua ini, mengakhiri dosa
anak didik-ku,..
Vero melangkah perlahan, mendorong bangku-
ku menjauh dari meja kerja-ku,.dia berdiri
dihdapanku sekarang,..mulut orang tua ini tak
sanggup berkata apa-apa lagi,..di depan kedua
mataku, Vero menarik kausnya, meloloskan kaus
kuning tipisnya,..sekaligus menarik jepitan
rambutnya, rambut panjang coklatnya terurai,
menambah kesan kecantikan sensual gadis itu
Tubuhnya yang putih indah itu, tak berbalut lagi
dengan kaus tipis itu, payudaranya yang masih
terlidung oleh Bra-nya yang mungkin hanya
menutupi bagian putingnya saja, ya Cup-nya kecil
sekali tak sepadan dengan dada-nya yang padat
berisi itu,,..
Vero, menatap ku, dengan tatapan manja
Khasnya,..
Menunduk lah gadis itu membuat payudaranya
itu kian menantang-ku, menantang birahi-ku
yang terus memuncak, mamancing birahi
seorang lelaki tua,..jemari lentiknya bergerak ke
perut, seolah sengaja belaiannya seolah penari
erotis yang begitu memamerkan perut ratanya
yang putih rata itu,..
Rambutnya yang panjang terurai, makin
menggoda, menutup sebagian wajahnya
memberikan kesan misterius yang merangsang,
jemari lentik itu menekan kancing celana jeans
ketatnya, menarik keluar kancing celana itu keluar
dari tempatnya,..
Belum lagi aku menghela nafas, Vero kembali
membuatku harus menahan nafas lebih lama,
jemari lentik berbalut kutek merah muda itu
menempel di kancing resletingnya, sempat Vero
menatap-ku, tersenyum…
Jemari lentik itu bekerja, menarik turun
resletingnya, aku menarik nafas panjang-
panjang,.. mata tua ini mengintip, mencoba
mencari tahu indahnya dunia remaja, celana
dalam hitam-lah yang bisa kulihat, aku menarik
mata-ku dari daerah selangkangan itu, menatap
mahasiswiku yang hanya tersenyum-senyum
saja, dengan tatapan mata yang menggoda,..
“Srettt…” celana itu meluncur turun, aku tak lagi
harus mencuri-curi pandang, celana dalan hitam
model string itu kini sudah menantangku, celana
Jeans ketat itu terus diturunkan oleh Mahasiswi-ku
itu,..
Meluncur turun melewati bokongnya yang padat
berisi itu, melewati pahanya yang begitu putih
mulus menggoda, lutut-nya yang indah, turun
lagi melewati betis Vero,..Oh tuhan tubuh itu
seolah menari indah sekali, hingga celana jeans itu
tertahan di kakinya, Vero meloloskan celana
jeansnya dari kaki sebelah kiri dahulu, berganti
kaki kanan hingga Jeans itu terlepas dari tubuh
indahnya,..sebelum dia menaruh kaus dan celana
jeansnya diatas meja kerja-ku,..
Mahasiswiku berdiri menantang dihadapan-ku,
sinar matahari senja yang menyelinap dari balik
meja kerja-ku, membuat keindahan di hadapan-
ku ini makin mempesona, sinar mentari yang
hangat itu tersenyum mesra memantulkan
keindahan tubuh mahasiswiku,..
Berdiri mematung, tangannya berpindah
kebelakang menarik lepas kait branya,..sebelum
dia meloloskan Branya itu lewat
lehernya,..dadanya kian menantang, bulat dan
cukup besar, tidak turun sedikitpun, sempurna
adalah kata yang tepat untuk
menggambarkannya, putingnya yang tidak terlalu
besar itu berwarna merah kecoklatan,
mengacung tegak yang membuat kesan sensual
kian bertambah…
Mahasiswiku berdiri nyaris bugil dihadapan-ku,..
Tuhan,.. aku menarik nafas panjang,..jantungku
berdegup kencang sementara Veronica
melangkah mendekatiku,..
“Bapak,. Bapak bisa kan bantuin Vero,..” Dia
mendekat ” Vero bakal nyenegin Bapak dech..”
Rayunya
Jantung tua ini makin, payah, apalagi saat Vero
tanpa tendeng aling lagi duduk di pangkuan-ku,
bokongnya mendarat di paha kanan-ku, padat
dan berisi sesuai dengan yang terlihat,..kedua
tangannya langsung memeluk-ku melewati
leherku, mesra bergelayut,..payudara indah-nya
itu menempel di dadaku, membuatku yakin dia
dapat merasakan degup jantung-ku yang begitu
kuat berdebar, degup jantung yang makin
menderu saat payudara itu bertempel di dadaku
yang masih terbalut kemeja tua ini,..
Vero tersenyum, mungkin dia dapat merasakan
jantungku yang berdebar keras,..
“Bapak, relaks ya,..” ,.” Vero yakin pasti bisa
nyenegin bapak koq,..” dia tersenyum,..
Tangannya menempel di wajah-ku, halus lembut,
sesaat kemudian bibir mungil itu kembali
menempel, bukan lagi di pipi-ku yang berkerut,
tapi di bibir tua berkarat ini,..
Menyentuh hangat di bibirku, lidahnya mulai
berusaha menyelinap masuk dalam bibir-ku,
persetan dengan semua ideologi, objektivitas dan
Sumpah dosen, aku tak bahagia dengan itu
semua, kini yang terfikir hanya keindahan tubuh
Mahasiswi-ku ini,..
Aku tak lagi dapat menutup mulutku rapat, aku
membiarkan lidah mudanya itu berpagutan
dengan lidah tua-ku, ya-ya dia seolah tak
sedikitpun jijik pada orang tua seperti-ku, aku pun
tak lagi merasa malu, berhubungan dengan Gadis
yang seumuran dengan putri-ku,,..
Birahiku mengalahkan akal-sehat-ku,..
Kami berciuman mesra, hidung kami sempat
beberapa terantuk aku sudah tua untuk melawani
frenckissnya ini, sedotan dibalas sedotan, kami
berciuman dahsyat hingga menimbulkan bunyi
aneh sewajarnya orang berciuman hebat,..
Lidah kami saling bersilangan seraya berciuman
itu, liur kami sudah saling tertukar, penis-ku pun
sudah makin sest dibawah sana,..apalagi kala
Vero menarik tangan-ku untuk mengapai
dadanya, seolah menginginkan-ku meremas
payudara-nya,..
Jemari orang tua ini menyisir payudara kencang
itu,..jemariku terasa bergetar saat menyentuh
kulit halusnya,..aku mengganti jari-jariku dengan
telapak tangan tua ini,..menyentuh permukaan
payudara itu,..sedikit memberanikan diri
menggoyang dan meremas payudara itu,
pemiliknya sedikit mendesah diantara ciuman
kami,..
Ku-kumpulkan segenap keberanian-ku,
kumainkan payudara yang menggantung itu,
meremasnya dengan sisa tenaga tua yang
ada,..merema payudar itu, menekannya ataupun
menarik-narik puting payudara itu, putingnya
sesekali kuremas, kupelentir puting itu, teringat
dengan istri-ku Parni dahulu,..
“Ougghhh..” Vero mendesah nikmat, membuat-
ku makin PD untuk mengerjai mahasiswiku
itu,..ya aku makin terbakar birahi,..tak lagi
kupedulikan status ” Dosen ” ku,..
Kupeluk tubuh indah itu, kudekatkan lagi tubuh
tua ini dengan tubuh indahnya,. memeluk mesra
mahasiswiku, sambil berciuman, sambil
memainkan puting payudara-nya itu,..,..
Tangan-ku yang memeluknya itu mulai berani
lebih dalam lagi,..menyelinap diantara celana
dalamnya meremas bongkahan pantat itu,..
“Aww… Bapak bandel ya,..” Vero menghentikan
ciumannya,..tersenyum lah dia,..
Ya Vero malah berdiri dihadapan-ku sekarang,..
“Turunin pak, celana dalam-nya..” Rengeknya
manja,..
Aku tersenyum menatap wajah cantik
mahasiswiku itu, ya aku tak lagi ragu untuk
melakukannya,..
Kujulurkan kedua tangannku, menarik karet
celana dalam itusebelum menariknya turun,
gundukan bulu kemaluannya yang tak terlalu
lebat namun tertata rapi itu menimbulkan sebuah
aroma, aroma khas wangi yang mematikan,..
“Hehehe, gitu donk pak,..” Vero kembali
melompat dalam pelukan-ku, kini dia malah
mengangakang dihadapanku,..
“Pak, Turn me On lagi donk,..” Pintanya,..
Aku pun tak menolak,..melakukannya,..
“Vero, Vero, sini sama bapak ya,..” aku
memeluknya sekarang,..
Kujulurkan bibirku menciumnya, dari kening
turun kebawah, teringat titik sensitif istriku dahulu,
tepat di balik telingannya, kugayut telinga itu,
kuhisap-hisap teliganya, sesekali lidah ini
kusisipkan di lubang telinga itu,..
“Ahhh, ahhh pak,..enaaaak…” Desahan manja
melucur dari telingannya, tangan Vero pun tak
lagi diam, membuka kancing perkancing kemeja
ku itu,..
Perlahan tapi pasti kancing kemejaku terbuka
semua, sementara aku masih sibuk merangsang
titik sensitifnya yang ternyata sama dengan istriku
itu,..
Tubuhnya bergerak-gerak manja, sambil
tangannya berpacu dibalik kaus dalam-ku
itu,..merajahi dadaku yang juga mulai berkeriput
dimakan usia
Jemari lentiknya bermain, ya mencoba
merangsang diriku lebih lagi, puting ku
dijelajahinya dengan tangannya yang halus itu
menjepit payudaraku, sakit tapi ya nikmat sekali
aku tak menyangkal kenikmatan yang diberikan
mahasiswi-ku itu,..
Aku pun mendesir hebat saat Vero dengan begitu
bernafsunya berkata,..
“Sekarang giliran Vero ya pak” pinta si cantik itu,..
“Vero yang bakal puasin Bapak”
Turunlah dia sambil tangannya menyibak kemeja
dan kaus dalam-ku, tubuh tua yang sedikit buncit
ini terpampang dihadapan Mahasiswi yang begitu
cantik dan kontras dengan tua bangka seperti
diriku,..
Lidahnya merangsang puting tua-ku itu,
menjilatnya sambil menyedot-nyedotnya
membuat si tua ini mendesah
kenikmatan,..nikmat sekali dia mngerayangi
puting kanan-ku tak lama berganti ke kiri,..tubuh
tua ini bergetar,..
“Enak pak,.?? ” tanya-nya tersenyum manja
menatap-ku,..
Aku membalas dengan senyuman, ..kembali
Vero menarik tangan-ku,..
ditaruhnya diselangkangan, agak ragu aku saat
itu,..
“Ayo pak, Vero pengen…” Dia meminta,..
jempolku pun kugerakan,..menempel di
Clitorisnya, sedangkan jemari telunjuk-ku itu
kugerakan di depan bibir vaginanya,..
“Owhh,, pak, Enak,.. ahhh..” vaginanya sudah
mulai basah, kugerakan jemariku makin cepat
naik turun dipermukaan bibir vaginanya,..
Vero mendesisi, sembari tak henti menjilati puting
payudara-ku,..tangan kirinya masih bergelayut
memeluk-ku, sementara tangan kanan-nya
digunakan merangsang permukaan dadaku,..
Kurasakan permukaan vaginanya bertambah
basah, tangan-ku pun mencuri kesempatan
menjamahi payudara kencangnya itu, ya makin
lama kami makin terpacu birahi, terpacu dosa
kenikmatan, entah berpura atau tidak, tapi
gerakan tubuh Vero menggambarkan seolah
Vero ikut menikmati ini, semua,..
“Pak… gak tahan, jangan di depan ajah.. ahhh,
Pak masukin…” Pinta Vero,..
Kuturuti kemauan anak didik-ku itu,..telunjuk-ku
ini kugunakan untuk melakukan penetrasi dalam
vaginanya,..terasa sempit liang kemaluan-nya
sedikit basah dengan cairan cintanya yang mulai
berproduksi dalam rahim muda gadis itu,..
Telujuk itu kugunakan mendesak lebih dalam,
kutatap wajah mahasiswiku, wajahnya tampak
kesakitan, namun mulutnya berkata lain,..
“Terus pak, awwww… enak pak…” Dia terus
menceracau,..akhirnya telunjuk-ku mentok juga,
sesaat kudiamkan, Vero tampak menarik nafas
panjang, sebelum akhirnya kugerakan telunjuk-ku
naik turun dalam kemaluannya itu,..
“Owwww, ahhh pakk,, aaww…” Dia
menceracau, berusaha memagut bibirku,
kusodorkan saja bibir tua ini, kami berciuman
mesra sementara tangan-ku terus keluar masuk
menjelajahi kemaluannya,..
Jemari Vero seolah ingin membals kenikamatan
yang kuberikan,..
Diraihnya kancing celana-ku, dipelorotkannya,
sementara dengan jemari lentiknya dikeluarkan
penisku yang sudah menegang itu,..
“Ich, keras juga ya pak, awww..” Dia berkata
disela desahan-nya,..
aku makin liar, rasanya mendengar gadis secantik
itu mendesah dalam pelukan-ku, makin membuat
ku bergairah,….
Makin kupacu jemariku keluar masuk dalam
vagina-nya, sementara Vero membalas dengan
sentuhan tangannya yang membelai kemaluan-
ku, membelai sambil mengocok kemaluan-ku,
jemari tangan yang halus, begitu nyaman
menggengam kemaluan-ku,..
Desah nikmat kami diantara ciuman Frenchkiss,
nikmat menggema di Kantor dosen yang kosong
itu,..beberapa menit kami berpacu dalam keadaan
itu, hingga akhirnya tubuh Vero menggelinjang
hebat, menggelinjang panjang disertai desahan
dasyat tubuhnya mengeras, giginya
menggelayut, Veronica mahasiswi-ku terhantam
gelombang organsme dahsyat, membuatnya tak
karuan mendesah, aku merasakan vaginanya
yang seolah menarik jemariku, menyedot hebat
sebelum cairan vaginanya merembes keluar,..
“Awhhhhh…Oughhh…” Dia memeluk-ku mesra
saat Organsme itu tiba, nafasnya tersengal
sengal, sebelum dia merambat turun,..Penis-ku
masih tegar berdiri saat itu,..
Dia melangkah mengambil air minum di meja,
menegaknya,..
“Bapak, dasar,.. hebat banget..” celetuknya
manja,..
Aku kembali hanya tersenyum membalas,..
“Sini Vero bales,..” Dia kembali mendekatiku,
berjongkok dihadapan-ku, meraih penis-ku
ditangannya meremasnya mesra, sebelum
dibuka-nya bibir mungil miliknya,..
Penis ku dijilatnya, tubuh tua-ku mendesir
nikmat,..merasakan basuhan hangat lidah Vero
yang menari di penis-ku,..
“OWhh…” geli nikmat yang dahsyat, berlanjut
kebuah Zakar-ku, agak susah membuatnya harus
melepas celana panjang-ku turun, jadilah kami
berdua dosen dan Mahasiswinya saling
bertelanjang,..
Tak lagi sempat berfikir, seketika buah Zakar-ku
telah disantapnya, menghisap dan menyedotnya
dahsyat,..menggelitik buah zakar-ku itu, hingga
basah, bijinya ditarik tarik memberikan
kenikmatan, seolah tidak jijik dengan penis si tua
bangka ini, bahkan memberikan kenikmatan yang
dahsyat sekali,..
Tangannya yang satu lagi terus mengocok penis-
ku, belum lagi sedotan dahsyat pada buah
zakarku, bulu kemaluan-ku yang sudah mulai
beruban sesekali rontok tertarik tangannya,
namun tak seberapa dibanding kenikmatan yang
diberikan gadis muda ini,..
“Ahhh, ahhh..” Aku terus mendesah kenikmatan
sesaat penisku malah sudah berada dalam mulut
hangatnya, mulut hangatnya yang bermain
membalur penis tua itu dengan lidahnya,
menyedot penisku itu, ” Aghhh..” aku
mengelinjang nikmat,..

Tangan ku, kini kugunakan untuk merangsang
clitoris Veronica, pemiliknya hanya dapat
melenguh seakan melampiskan kenikmatan atas
rangsangan yang kuberikan,.. Jemari-ku sesekali
kusisispkn lagi dalam vagina-nya, sementara
terus kuciumi juga payudara mahasiswi-ku itu,..
Kukunyah puting payudaranya itu, kujilati seluruh
bagian dari payudaranya yang putih indah
menggoda itu,.” Ughhh, pakk..ahhhh “
Pemiliknya terus melenguh menambah naik
birahiku,..
Pinggulnya bergoyang erotis menikmati
rangsangan dari orang tua ini, apalagi vagina itu
kian basah oleh cairan cintanya, aku dapat
merasakan kehangatan dan remasan otot-otot
vaginanya meremas telunjuk-ku didalam sana,..
Jemai Vero terus mencoba merangsangku,
terkadang tangannya membelai dada-ku
memberikan sentuhan pada puting susu-ku,
ataupun dia mencari telingaku untuk dihisapnya,
mungkin dia ingin kami sama-sama naik, apa dia
sudah sering seperti ini dengan dosen-dosen
lain?? Ataukah dia tak merasa Jijik brcinta dengan
orang yang mungkin sudah lebih berumur dari
orangtuanya itu,..ai enyahlah pikran semacam itu,
tak perduli lagi dengan itu semua, yang terpenting
aku dapat menikmati dagin hangat ini sekarang,..
Tangan Vero mencabut jemari-ku yang berada
dalam vaginanya, ditariknya penisku yang sudah
mengeras itu untuk merangsang vagina-nya,
digesek-gesekannya lah kepala penis-ku itu, dia
melenguh hebat menkmati ransangan yang
diberikannya oleh permainannya sendiri itu,..
“Oughh, pak..enyakk..” Vero terus melenguh,
peluh sudah mulai membanjiri wajah cantiknya
itu…
Jemarinya terus membimbing penis tua-ku itu
untuk brmain di mulut vaginanya,..penisku
seakan berdenyut nikmat, tiap kali penis ini
menyentuh bagian vaginanya yang basah dn
trtekan-tekan nikmat, seolah ada yang ingin keluar
meski aku tahu masih jauh buatku untuk
menembak-kan sperma-ku ini,..
Tak terduga apa yang terjadi selanjutnya. Justru
Vero sendiri lah yang menekan-kan penisku
masuk dalam vaginanya, keset sekali saat di
bimbingnya penis-ku masuk dalam vagina-
nya,..dia terus meriung-riung tiap centimeter
penisku melengsek masuk, “ Awwwh,..pak…
ahhhh…” aku pun tak uasa mendesah..” Ahhh,
Veroo…” pertama kalinya aku menyebut nama
murid-ku itu dalam persetubuhan ini,.
Betis Vero terus mendorong pinggulku, di
kaitkannya kedua kakinya kuatkuat pada
pinggulku demi untuk mendorong penis-ku
masuk lebih dalam, aku tak mencegah aku
keenakan menikmati remasan otot-otot vagina
muda dari mahasiswi tercantik di kelas ku itu,..
Vero sendiri hanya merem melek saja, menikmati
tiap detik penis-ku masuk lebih dalam,..sempat
mentok beberapa kali, namun aku menarik
pinggulku lagi mencai ruang agar dapat menekan
penisku masuk lebih dalam ada vagina-nya,..
“Ahhh, pak,..dalem banget.. awwhhh..” Rintih
Vero, saat penisku akhirnya tertanam semua
dalam vagina-nya, sempit sekali, kesat namun
vagina itu terus berdenyut seolah memijat
penisku yang berada di dalam sana,.
Aku tersenyum saja mendengar perkataan anak
didik ku itu,..
Entah sudah berapa tahun sejak aku menikmati
vagina seorang wanita, namun aku yakin ini
adalah vagina ternikmat yang pernah kurasakan
dalam hidup-ku, lupakan kegilaan seorang PNS
dahulu, hanya pelacur-pelacur kelas bawah yang
pernah kunikmati dahulu, itupun sebelum
menikahi istri ku yang tercinta, sejak kematian-
nya tak pernah aku sekalipun bercinta dengan
wanita, aku setia menjaga cintaku, hingga hari
ini,..
Seluruh birahi yang terpendam selama 5 tahun ini
kutumpahkan pada diri anak didik-ku ini,
kugengam pinggangnya sebagai tumpuan,
kugoyangkan penisku keluar masuk dalam
vagina-nya dengan kecepatan yang teus
meningkat..
Payudaranya itu terpental kesana kemari, ya
bergoyang memutar hingga menambah
kecantikan murid-ku itu, sungguh dia memiliki
pesona sendiri dimata lelaki, bunyi tabrakan
bokongnya dengan selangkangan-ku
menimbulkan bunyi yang cukup nyaring tapi
kami tak perduli lagi,..
Kami terus berciuman untuk mengurangi gaung
suara desahan kami, lidah kami berpagutan
sementara di bawah sana, vagina-nya terus
meremas penis-ku, meremasnya nikmat sekali,..
“Uhhh, owghhh,..ahhhh…” Vero terus
mendesah,.mulutnya seolah tak pernah berhenti
mendesah, meransang darah tua ini untuk terus
terbakar oleh suasana,..Ya aku tak lagi berfikir
selain memuaskan birahiku ini sekarang,..
Dahsyatnya lagi tiap sodokan sekuat tenaga-ku,
aku merasakan sensasi lain dari vagina-nya, selain
lolongan panjang Vero, seolah ada cairan yang
terdrong keluar dari dalam vaginanya, sesekali
meloncat hingga kebuah zakar-ku,..
Jemari Vero pun digunakan olehnya untuk
membuka vagina-nya, entah mengapa dia
lakukan itu, namun posenya itu membuat dia
lebih merangsang saja,..Sementara tangannya
yang satunya lagi terus merangkul, memeluk-ku.
Kutarik tangan kanan ku dari punggulnya,
kuremas payudara Vero yang membuat
pemiliknya kembali melenguh erotis,..lenguhan
yang membuat ku kian bernafsu untuk
mengocok gadis ini makin liar,..
“Srettt, Srettt, Plak, Plak,..” bunyi-bunyian yang
sering terdengar karena sentuhan tubuh kami,
belum lagi cairan vagina Vero yang terkadang
merembes keluar melumasi penis-ku yang
memungkinkanku untuk menyetubuhinya lebih
cepat lagi..
“Awwhh, pak….Ahhhh..” Vero tiba-tiba
mencakar-ku, tubuhnya mengejang hebat,
apalagi tangannya yang mencengkram tangan-
ku, mencengkamnya hebat membuat tangan-ku
sediki terluka karena kuku jarinya yang panjang,..
Yang lebih dahsyat lagi adalah vaginanya yang
seolah menjus penis-ku didalam sana, himpitan
otot vaginanya seolah melumat penis-ku,
kurasakan semburan hangat cairan vagina Vero
yang menyentuh kepala penis-ku, terus
membasahi batangnya hingga merembes
keluar,.. Beberapa detik Vero menutup mata
dengan tubuh yang bergetar,..
“Hahhh, ahhh, hahhh..” dia mendesah dengan
nafas yang memburu,..
“Enak pak,..” Vero tersenyum genit,.” Lagi donk
pak,..hehehe”
Sebenarnya tak perlu komando darinya, begitu
punggungnya yang sempat terangkat saat
organsme tadi turun kebawah, langsung
kuhantamkan lagi penisku keluar masuk dalam
vaginanya,..Desahan Vero kembali membahana,..
Terus kugali vaginanya beberapa menit, tak
secepat tadi memang namun masih dapat kuakali
dengan penetrasi pendek, ya hanya kepala penis
dan sebagian kecil penisku yang masuk, ternyata
itu cukup membuat Vero blingsatan dan
berusaha menggoyangkan pinggulnya,
menginginkan penterasi yang lebih dalam..
“Ahhhh, ahhhh, bapak,.. jahat ahhh..”
Rengeknya, namun aku tak tak perduli aku berfikir
unuk mendapatkan kepuasan maksimal darinya,
aku gak mau buru-buru keluar,..
Kuciumi lagi puting payudaranya yang besar itu,
kuremas dengan tangan-ku, kutarik-tarik lah
puting payudaranya yang sudah mengeras itu,
kujilati, kuhisapi sesekali mengunyahnya, bukan
rahasia umum, kalau sebenarnya wanita lebih
menyukai payudara bagian bawahnya untuk
dijilati,..aku tahu itu dari istriku,..
Maka kugerakan lidahku menjilati payudara bagian
bawah Veronica, Vronica langsun menggelinjang
nikmat begitu lidahku ini, menjelajah payudara
bagian bawahnya,.. kuciumi payudara putihnya
yang sekal, bagian bawahnya begitu
merangsang, Bulat sempurna,..sementara aku
masih melakukan penetrasi di muka vaginanya,..
“Ughhh, pak..ahh,..” Veronica terus melenguh,
melenguh keenakan, wajahnya kian merangsang,
apalagi melihat matanya yang merem melek itu,
sementara dari bibir mungilnya suara lolongan
desahan nikmat terus saja keluar,..
Setelah kurasakan sedikit sudah tenang
kusodokan penisku dalam-dalam pada
vaginanya, kali ini dengan seluruh tenaga yang
ada ditubuh orang tua ini, Vero langsung
melolong dahsyat,..
Vagina-nya kembali mengejang, lelehan cairan
cintanya kembali menerpa penisku, tubuhnya
bergetar, meski tak sehebat tadi, namun aku tahu
dengan pasti mahasiswiku in kembali mencapai
puncak kenikmatannya,..
Sayang beribu sayang, dasar tubuh ini sudah tua,
aku tak sanggup bertahan lebih lama lagi.
Remasan yang seolah memijat penisku di dalam
vaginanya, membuat penis ini seketika meledak,
melelehlah sperma orang tua ini dalam vagina
Vero,..
Banyak sekali, tabungan 5 tahun,..Vero tampak
kaget merasakan cairan sperma yang meloncat
dalam leher vaginanya, aku pun sungguh tak
menduganya, kami hanya tertegun saja, aku
hanya diam entah apa yang ada dalam benak-ku
saat itu, perasan bersalah atau apalah,..
Kudiamkan saja penisku dalam vagina-nya,
hingga kembali mengecil dan keluar dengan
sendirinya, sementara Vero hanya diam menatap
langit-langit ruang dosen, entah memikirkan apa,
rambutnya sudah tak karuan,.. demikian juga
dengan keaadan ruang kerja-ku,.. berantakan tak
karuan,..
Aku tertegun saja, kembali duduk di kursi-ku,
tanpa busana, langit senja berganti dengan langit
malam, sebuah petir menyambar membelah
heningnya suasana, kami masih diam beberapa
menit, hingga Vero kembali berbicara,..
“Bapak, bisa bantuin Vero kan?” Dia bertanya,..
Aku diam saja, memikirkan cara untuk
membantunya,..Namun pikiran jahat dari mana
yang muncul, berusaha aku untuk menepis
semua kebusukan pikiran ini,.. Dia seusia anak-ku,
akutak mau anak-ku seperti ini,..
Sebuah petir kembali menyambar,..diiringi
derasnya hujan,.Hal yang langka diawal musim
kemarau ini,..
“Kalo segini sich belum cukup,..” Aku bahkan tak
percaya ini meluncur dari mulut-ku,..Vero sampai
tertegun mendengarnya,..Aku berdiri
mendekatinya,..Kuraih dagu muridku, kucium
bibir mungilnya itu,..
Vero mendorong-ku,..Tak ingin lagi dia dicium
oleh-ku,..
“Bapak mau apa?” Vero bertanya, nadanya
ketakutan,..
“Bapak Cuma mau lagi…”
Kudorong dia ke meja kerjaku, kali ini
menungging,.. Dia berontak menghindari
sergapan-ku,..namun ternyata aku masih bisa
menggungulinya dengan tubuh tua ini, penisku
kembali mengencang,..Kudorong paksa penisku
masuk dalam vagina-nya,..
“Oughhh,..ahhhh..” pemiliknya menjerit tertahan,
menahan sakit,..
Wajahnya seolah marah menatap-ku,namun aku
tak perduli, aku terus memacu penisku dalam
vaginanya, vaginanya pun masih memijitu
seperti tadi, bukti dia tak 100% menolak aku
menyetubuhinya,..
Aku terus mengerjainya dari belakang, kedua
tangannya kutarik kebelakang, mencegah dia
berontak atau memukulku, itu membuat dia tak
dapat bersandar pada meja kerjaku,
Vero tetap mendesah hebat seperti
tadi,..rambutnya terurai tak beraturan…
Di depan meja-ku adalah meja Bu Ratih, di
belakangnya ada kaca berukuran besar, wajah
Vero terpantul disana, matanya seolah marah
padaku, aku tak perduli aku hanya ingin
menikmati Mahasiswi cantik-ku ini lebih lama,..
Aku yang salah, atau dia yang salah?
Salahkah aku sebagai seorang dosen?


Adult | GO HOME | Exit
1/1116
U-ON

inc Powered by Xtgem.com